Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. “(Ali Imron: 185).
Allah Subhanahu Wata’ala yang menghidupkan dan allah Subhanahu Wata’ala juga yang mematikan, tak seorangpun di dunia ini yang mampu lari dari kematian, karena kematian adalah sebuah kepastian yang menghampiri setiap yang bernyawa, kita adalah milik Allah dan hanya kepadanya kita Kembali.
Akhir-akhir ini , hampir tiap waktu telinga kita mendengar sirine ambulan yang bikin bising telinga, hal ini menandakan orang sakit atau yang meninggal sangat meningkat drastis luar biasa banyaknya, Kabar duka bersliweran di media social hampir tiap kita buka WA atau media yang lainnya, ucapan duka dan bela sungkawa menghiasi pesan yang masuk di hp kita, sehingga ketakutan dan suasana mencekam sangat kita rasakan Bersama, yah itulah gambaran efek dari ujian yang Allah berikan kepada kita yaitu Covid 19 yang belum ada kepastian Kapan akan berakhir.
Sebagai seorang muslim wajib mengimani bahwa hidup, mati, rizqi, jodoh sudah Allah tetapkan kepada tiap makhluknya, semua kejadian di dunia ini tidak ada yang kebetulan, semua sudah ada ketetapan dari Allah robb semesta alam, dalam menyikapi kondisi saat ini yaitu banyaknya kematian yang datang tiba-tiba, pagi sehat siang meninggal, sore masih sehat malamnya meninggal. Akan memberikan dampak psikologi yang luar biasa kepada manusia, bagi orang yang tidak beriman kepada Allah akan merasakan ketakutan yang luar biasa, karena tujuan akhir dari hidupnya adalah dunia, sehingga meninggal dunia bagi mereka adalah akhir segalagalanya., tapi bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah subhanahu Wata’ala dan hari akhir, kematian adalah awal menuju kehidupan akhirat yang ababi, maka harus di persiapkan dengan sebaik baiknya, sehingga kematian seseorang akan di jadikan pelajaran dan di ambil hikmahnya.
Bagi seorang muslim semua urusannya adalah baik, Ketika di uji keburukan mereka akan bersabar, dan bila mendapatkan kenikmatan mereka akan bersyukur. Sama halnya dengan kematian bagi seorang muslim meyakini kematian adalah suatu yang pasti , tidak perlu kita terlalu takut dengan kedatangannya, yang paling penting adalah bagaimana kita mempersiapkan bekal yang akan kita bawa untuk menghadapi kematian itu, kabar kematian yang bersliweran saat ini tidaklah akan menambah kepada diri seorang mukmin kecuali hanya semakin tekun dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala.
Allah swt berfirman:
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”. (Ali Imran: 145)
Sungguh kematian dari orang sekeliling kita banyak menyadarkan kita. Oleh karenanya, kita diperingatkan untuk banyak-banyak mengingat mati. Dan faedahnya amat banyak. Kami mengutarakan beberapa di antaranya kali ini.
Dianjurkan untuk mengingat mati dan mempersiapkan diri menghadap kematian …
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”
(HR. An Nasai no. 1824, Tirmidzi no. 2307 dan Ibnu Majah no. 4258 dan Ahmad 2: 292. Hadits ini hasan shahih menurut Syaikh Al Albani).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).
Faedah mengingat kematian
Bagi seorang muslim dengan melihat ayat ayat kauniah dapat menambah keimanan dalam dirinya, termasuk kematian seseorang dapat menjadi ibroh bagi diri seorang muslim, di antaranya adalah :
Pertama
Mengingat kematian adalah termasuk ibadah tersendiri, dengan mengingatnya saja seseorang telah mendapatkan ganjaran karena inilah yang diperintahkan oleh suri tauladan kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kedua
Mengingat kematian membantu kita untuk khusyu’ dalam shalat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).” (HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
Ketiga
Mengingat kematian menjadikan seseorang semakin mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah. Karena barangsiapa mengetahui bahwa ia akan menjadi mayit kelak, ia pasti akan berjumpa dengan Allah. Jika tahu bahwa ia akan berjumpa Allah kelak padahal ia akan ditanya tentang amalnya didunia, maka ia pasti akan mempersiapkan jawaban.
Keempat
Mengingat kematian akan membuat seseorang memperbaiki hidupnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersabda:
“Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehiupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani).
Kelima
Mengingat kematian membuat kita tidak berlaku zholim.
Allah Ta’ala berfirman,
“Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.” (QS. Al Muthoffifin: 4). Ayat ini dimaksudkan untuk orang-orang yang berlaku zholim dengan berbuat curang ketika menakar. Seandainya mereka tahu bahwa besok ada hari berbangkit dan akan dihisab satu per satu, tentu mereka tidak akan berbuat zholim seperti itu.
Dalam masalah kematian tidak luput dari perhatian para ulama, sehingga ada beberapa nasehat dari mereka yang dapat kita jadikan tadzkiroh dan pelajaran, di antaranya adalah :
Abu Darda’ berkata, “Jika mengingat mati, maka anggaplah dirimu akan seperti orang-orang yang telah meninggalkanmu.”
Ar Robi’ bin Khutsaim …
Ia pernah menggali kubur di rumahnya. Jika dirinya dalam kotor (penuh dosa), ia bergegas memasuki lubang tersebut, berbaring dan berdiam di sana. Lalu ia membaca firman Allah Ta’ala,
“(Ketika datang kematian pada seseorang, lalu ia berkata): Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” (QS. Al Mu’minuun: 99-100).
Ia pun terus mengulanginya dan ia berkata pada dirinya, “Wahai Robi’, mungkinkah engkau kembali (jika telah mati)! Maka Beramallah …”
Imam Qurthubi menyebutkan dalam At Tadzkiroh mengenai perkataan Ad Daqoq mengenai keutamaan seseorang yang banyak mengingat mati:
1- menyegerakan taubat
2- hati yang qona’ah (selalu merasa cukup)
3- semangat dalam ibadah
Sedangkan kebalikannya adalah orang yang melupakan kematian, maka ia terkena hukuman:
1- menunda-nunda taubat
2- tidak mau ridho dan merasa cukup terhadap apa yang Allah beri
3- bermalas-malasan dalam ibadah.
Tulisan ini sebagai tadzkiroh bagi kita bersama, agar kita tidak lupa akan kematian, sekaligus memperbanyak bekal yang berupa ibadah kepada Allah swt, sebagai persiapan menuju kematian.
Kematian adalah akhir dari sebuah kehidupan, hilangnya nyawa dari tubuh seseorang, kematian juga merupakan kondisi dimana organ-organ tubuh seseorang tidak aktif lagi. Kondisi seperti ini akan dirasakan oleh seluruh ummat manusia.
Kematian tidak terikat waktu dan tempat, dia bisa saja datang kapansaja dan dimanasaja, kematian tidak bisa diprediksikan, kematian tidak kenal usia, rupa, dan tahta. Ia datang begitu saja, kepada orang yang ditujunya, dan kematian/ ajal tidak pernah salah alamat, kemana ia harus pergi. Dan suatu saat nanti alamat yang dituju adalah kita. Wallahu A’alam.