Home / Artikel / Memilih Tetangga Sebelum Membeli Rumah

Memilih Tetangga Sebelum Membeli Rumah

Al jaar qobla ad daar
Allahumma inni a’udzubika min jaaris suu’
Memilih tetangga sebelum membeli rumah. Ungkapan arab ini bermakna agar kita memilih lingkungan yang baik sebelum kita memutuskan membeli sebuah rumah di lokasi tertentu. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pun telah memberikan arahan kepada kita dan keluarga kita, bila menghendaki kebahagiaan maka carilah tetangga yang baik.
Imam Ibnu Hibban dalam shahihnya meriwayatkan sebuah Hadits shahih, Rasul bersabda, “empat hal dari kehabagiaan..” salah satunya adalah tetangga yang shaleh, dan sebaliknya Rasul bersabda, “empat hal termasuk kesengsaraan.” Salah satunya adalah tetangga yang buruk.
Tak hanya berhenti dengan usaha secara dzahir saja yang diajarkan Nabi dalam memilih tetangga, bahkan secara maknawi, yaitu dengan berdoa kepada Allah supaya dihindarkan dari tetangga yang buruk.

Imam Nasai meriwayatkan hadits dengan sanadnya yang sampai kepada sahabat Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَارِ السَّوْءِ فِي دَارِ الْمُقَامِ فَإِنَّ جَارَ الْبَادِيَةِ يَتَحَوَّلُ عَنْكَ
“Berlindunglah kepada Allah dari tetangga jahat yang menetap, sebab tetangga yang nomaden (badui) akan menjauh darimu.” (HR. Nasai, hasan shahih, takhrij Al Albani)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengajarkan kepada kita lafadz doanya, beliau bersabda
اللَّهُمَّ إنِّي أّعُوذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوءِ، وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِي قَبْلَ المَشِيبِ، وَمِنْ وَلَدٍ يَكُونُ عَليَّ رَبّاً، وَمِنْ مَالٍ يَكُونُ عَلَيَّ عَذَابَاً، وَمِنْ خَلِيْلٍ مَاكِرٍ عَيْنُهُ تَرَانِي، وَقَلْبُهُ يَرْعَانِي؛ إِنْ رَأَى حَسَنَةً دَفَنَهَا، وَإِذَا رَأَى سَيِّئَةً أَذَاعَهَا
Ya Allah, Aku memohon perlindungan kepaMu dari tetangga yang buruk, dari pasangan yang cepat menumbuhkan uban, dari keturunan yang menguasai dan dari harta yang menyebabkan adzab serta teman yang membuat makar, matanya selalu mengawasi dan hatinya (meneropong) penuh kebencian, jika ada kebaikan ditutupinya, jika melihat keburukan disebarnya.” (HR. Thabrani, di hasankan Al Albani)
Dilihat dari makna bahasa tetangga atau Jaarun, maknanya adalah almujawiru, berdamping dan berdekatan yang mendampingimu dan mendekatimu. Secara bahasa, berarti suami dan istri adalah tetangga yang tidak terpisahkan, karena suami dan istri saling mendekati dan menyertai, begitu juga dengan anak. Dan yang terpisah (dengan dinding bangunan rumah) diantaranya; kerabat, tentangga atau teman dekat.
Berbuat buruk tentunya tidak diperbolehkan kepada siapa saja, bahkan diharamkan dalam Islam. Terhadap hewan sembelihan saja kita dilarang untuk menyakitinya atau dilarang tidak membuatnya nyaman ketika hendak disembelih. Terlebih terhadap orang yang selalu mendampingi, menyertai dan dekat dengan kita, tentunya lebih tidak boleh kita menyakitinya dan berbuat buruk kepada mereka.
Doa dalam Hadits ini juga menganjurkan kepada kita untuk menjadi tetangga yang baik, karena menjadi tetangga yang baik adalah ciri mukmin yang sempurna imannya, dan sebaliknya menjadi tetangga yang buruk adalah muslim yang tidak sempurna imannya. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda lebih jelas akan hal ini dengan sabdanya :
وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قَالُوا وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْجَارُ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا بَوَائِقُهُ قَالَ شَرُّهُ
“Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, ” Para Sahabat bertanya; “Apa itu wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Yaitu seseorang yang tetangganya tidak bisa aman dari bawa`iqnya”, mereka bertanya, “Wahai Rasulullah apa itu bawa`iqnya?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kejelekannya.” (HR. Ahmad)
Jika kita beriman kepada Allah dan Rasulnya maka yang harus kita lakukan adalah menghormati tetangga, diantaranya adalah dengan; berkata kata yang baik terhadap mereka dan tidak menyakitinya. Bila berkata yang baik saja tidak bisa maka lebih baik kita diam. Memberikan sebagian masakan yang kita masak, menghilangkan gangguan yang ada pada jalan tetangga kita, dan yang semisalnya. Termasuk perbuatan buruk yang harus kita hindari adalah; menipu dan mendzolimnya, serta mengambil haknya secara batil.
dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata; Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; Bagaimana aku mengetahui bahwa aku telah berbuat baik atau buruk? Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika engkau mendengar tetanggamu mengatakan engkau telah berbuat baik berarti engkau telah berbuat baik dan jika engkau mendengar mereka mengatakan engkau telah berbuat buruk berarti engkau telah berbuat buruk.” (HR. Ahmad)
Namun bagaimana bila kita sudah berusaha untuk menjadi tetangga yang baik namun kita mendapati tetangga kita berbuat buruk kepada kita, maka sabar dan mencoba untuk menasehatinya adalah langkah awal, kemudian kita berdoa dengan doa yang diajarkan Rasulullah supaya mendapat tetangga yang baik dan dijauhkan dari tetangga yang buruk, in syaallah dengan doa ini semoga bisa merubah para tetangga kita yang kurang baik, bahkan sebelumnya kita berusaha dan berdoa agar kita dijadikan oleh Allah sebagai orang yang memiliki perangai yang baik terhdap tetangga kita sehingga kita menjadi orang mukmin yang sempurna imannya.
sumber : http://www.arrisalah.net/2015/03/09/memilih-tetangga-sebelum-membeli-rumah/

About Admin

Check Also

Hakekat Kematian, Datangnya Pasti, Waktunya Adalah Misteri

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.